1.ASAS ARAH PANDANG WAWASAN NUSANTARA
Asas Wawasan Nusantara merupakan
ketentuan-ketentuan dasar yang harus dipatuhi, ditaati, dipelihara dan
diciptakan agar terwujud demi tetap taat dan setianya komponen/unsure pembentuk
bangsa Indonesia (suku/golongan) terhadap kesepakatan bersama. Asas
wawasan nusantara terdiri dari :
1.
Kepentingan/ tujuan yang sama
Ketika
menegakkan dan merebut kemerdekaan, kepentingan bersama bangsa indonesia adalah
menghadapi penjajahan secara fisik dari bangsa lain. Sekarang, bangsa Indonesia
harus menghadapi jenis penjajahan lan yang berbeda yaitu misalnya : kehidupan
dalam negeri Indonesia mendapat tekanan dan paksaan secara langsung maupun
tidak langsung dengan cara adu domba memecah belahkan kesatuan bangsa dengan
dalih HAM, demokrasi, dan lingkungan hidup.
2. Keadilan
Yang berati
kesesuaian pembagian hasil dengan andil, jerih payah usaha, dan kegiatan baik
orang perorangan, golongan, kelompok maupun daerah.
3. Kejujuran
Keberanian
berfikir, berkata dan bertindak sesuai realita serta ketentuan yang benar
biarpun realita atau ketentuan itu pahit dan kurang enak didenga. Demi
kebenaran dan kemajuan bangsa dan negara, hal ini harus dilakukan.
4. Solidaritas
Diperlakukannya
rasa setia kawan, mau memberi dan berkorban bagi orang lain tanpa meninggalkan
ciri dan karakter budaya masing-masing.
5. Kerjasama
Adanya
koordinasi, saling pengertian yang didasarkan atas kesetaraan sehingga
kelompok, baik kelompok yang kecil maupun kelompok yang besar, dapat tercapai
demi terciptanya sinergi yang lebih baik.
6. Kesetiaan terhadap kesepakatan
Kesetian terhadap
kesepakatan bersama ini sangatlah penting dan menjadi tonggak utama terjadinya
atau terciptanya persatuan dan kesatuan dalam kebinekaan. jika kesetian
terhadap kesepakatan bersama ini goyah apalagi ambruk, dapat dipastikan
bahwa persatuan dan kesatuan dalam kebinekaan bangsa Indonesia akan hancur
berantakan pula. Ini berati hilangnya kesatuan bangsa Indonesia.
Dengan latar belakang budaya,
sejarah serta kondisi dan konstelasi geografi serta memperhatikan perkembangan
lingkungan strategis, maka arah pandang wawasan nusantara meliputi :
1. Kedalam
Bangsa Indonesia harus peka dan
berusaha mencegah dan mengatasi sedini mungkin factor-faktor penyebab timbulnya
disentegrasi bangsa dan mengupayakan terbina dan terpeliharanya persatuan dan kesatuan.
Tujuannya adalah menjamin
terwujudnya persatuan kesatuan segenap aspek kehidupan nasional baik aspek
alamiah maupun aspek social.
2. Keluar
Bangsa Indonesia dalam semua
aspek kehidupan internasional harus berusaha untuk mengamankan kepentingan
nasional dalam semua aspek kehidupan baik politik, ekonomi, social budaya,
pertahanan keamanan demi tercapainya tujuan nasional.
Tujuannya adalah menjamin
kepentingan nasional dalam dunia yang serba berubah dan ikut serta melaksanakan
ketertiban dunia.
2. KEDUDUKAN, FUNGSI DAN TUJUAN WAWASAN
NUSANTARA
1. Kedudukan
Wawasan
Nusantara sebagai Wawassan Nasional Bangsa Indonesia merupakan ajaran yang
diyakini kebenarannya oleh seluruh rakyat agar tidak terjadi penyesatan dan
penyimpangan dalam upaya mencapai dan mewujudkan cita – cita dan tujuan
nasional. Dengan demikian, Wawasan Nusantara menjadi landasan Visional dalam
menyelenggarakan kehidupan Nasional.
Wawasan Nusantara dalam paradigma nasional dapat dilihat dari
stratifikasinya sebagai berikut :
1.
Pancasila sebagai falsafah, ideology bangsa dan
dasar negara berkedudukan sebagai landasan idiil.
2.
Undang – Undang Dasar 1945 sebagai landasan
konstitusi negara, berkedudukan sebagai landasan konstitusional.
3.
Wawasan Nusantara sebagai visi nasional,
berkedudukan sebagai landasan Visional.
4.
Ketahanan Nasional sebagai konsepsi nasional,
berkedudukan sebagai landasan konsepsional.
5.
GBHN sebgai politik dan strategi nasional atau
sebagai kebijaksanaan dasar Nasional, berkedudukan sebagai landasan
operasional.
Paradigma diatas perlu dijabarkan lebih lanjut dalam peraturan
perundang – undangan. Paradigma nasional ini secara structural dan fungsional
mewujudkan keterkaitan hierarkis pyramidal dan secara instrumental
mendasari kehidupan nasional yang berdimensi kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.
2. Fungsi
Wawasan
Nusantara berfungsi sebagai pedoman, motivasi, dorongan serta rambu – rambu
dalam menentukan segala kebijaksanaan, keputusan, tindakan dan perbuatan bagi
penyelenggara negara di tingkat pusat dan daerah maupun bagi seluruh rakyat
Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
3. Tujuan
Wawasan
Nusantara bertujuan mewujudkan nasionalisme yang tinggi di segala aspek
kehidupan rakyat Indonesia yang lebih mengutamakan kepentingan nasional
daripada kepentingan individu, kelompok, golongan, suku bangsa, atau daerah.
Hal tersebut bukan berarti menghilangkan kepentingan – kepentingan individu,
kelompok, suku bangsa atau daerah. Kepntingan – kepentingan tersebut tetap
dihormati, diakui, dan dipenuhi, selama tidak bertentangan dengan kepentingan nasional
atau kepentingan masyarakat banyak. Nasionalisme yang tinggi di segala bidang
kehidupan demi tercapainya tujuan nasional tersebut merupakan pancaran dari
makin meningkatnya rasa, paham, dan semangat kebangsaan dalam jiwa bangsa
Indonesia sebagai hasil pemahaman dan penghayatan Wawasan Nusantara.
3. TANTANGAN IMPLEMENTASI WAWASAN
NUSANTARA DENGAN ADANYA ERA BARU KAPITALISME
Tantamgan Implementasi Wawasan
Nusantara
Dewasa ini kita menyaksikan
bahwa kehidupan individu dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara sedang
mengalami perubahan. Dan kita juga menyadari bahwa faktor utama yang mendorong
terjadinya proses perubahan tersebut adalah nilai-nilai kehidupan baru yang di
bawa oleh negara maju dengan kekuatan penetrasi globalnya. Apabila kita
menengok sejarah kehidupan manusia dan alam semesta, perubahan dalam kehidupan
itu adalah suatu hal yang wajar, alamiah.
Dalam dunia ini, yang abadi dan kekal itu adalah perubahan. Berkaitan dengan
wawasan nusantara yang syarat dengan nilai-nilai budaya bangsa Indonesia dan di
bentuk dalam proses panjang sejarah perjuangan bangsa, apakah wawasan bangsa
Indonesia tentang persatuan dan kesatuan itu akan terhanyut tanpa bekas atau
akan tetap kokoh dan mampu bertahan dalam terpaan nilai global yang menantang
Wawasan Persatuan bangsa. Tantangan itu antara lain adalah pemberdayaan rakyat
yang optimal, dunia yang tanpa batas, era baru kapitalisme, dan kesadaran warga
negara.
Penerapan Wawasan Nusantara harus
tercermin pada pola pikir, pola sikap dan pola tindak yang senantiasa
mendahulukan kepentingan negara.
Implementasi dalam kehidupan
politik, adalah menciptakan iklim penyelenggaraan negara
yang sehat dan dinamis, mewujudkan pemerintahan yang kuat, aspiratif,
dipercaya.
Implementasi dalam kehidupan
ekonomi, adalah menciptakan tatanan ekonomi yang benar-benar menjamin
pemenuhan dan peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara merata dan
adil.
Implementasi dalam kehidupan
sosial budaya, adalah menciptakan sikap batiniah dan lahiriah yang
mengakui, menerima dan menghormati segala bentuk perbedaan sebagai kenyataan
yang hidup di sekitarnya dan merupakan karunia Sang Pencipta.
Implementasi dalam kehidupan
pertahanan dan keamanan, adalah menumbuhkan kesadaran cinta tanah air dan
membentuk sikap bela negara pada setiap WNI.
Beberapa tantangan Implementasi
Wawasan Nusantara :
Pemberdayaan Masyarakat
John Naisbit dalam bukunya GLOBAL
PARADOX menyatakan : negara harus dapat memberikan peranan sebesar-besarnya
kepada rakyatnya.
Pemberdayaan masyarakat dalam
arti memberikan peranan dalam bentuk aktivitas dan partisipasi masyarakat untuk
mencapai tujuan nasional hanya dapat dilaksanakan oleh negara-negara maju
dengan Buttom Up Planning, sedang untuk negara berkembang dengan Top Down
Planning karena adanya keterbatasan kualitas sumber daya manusia, sehingga
diperlukan landasan operasional berupa GBHN.
Kondisi nasional (Pembangunan)
yang tidak merata mengakibatkan keterbelakangan dan ini merupakan ancaman bagi
integritas. Pemberdayaan masyarakat diperlukan terutama untuk daerah-daerah
tertinggal.
Dunia Tanpa Batas
a. Perkembangan IPTEK
Mempengaruhi pola fikir , pola
sikap dan pola tindak masyarakat dalam aspek kehidupan. Kualitas sumber daya
Manusia merupakan tantangan serius dalam menghadapi tantangan global.
b. Kenichi Omahe dalam bukunya
“Borderless Word” dan “The End of Nation State” menyatakan : dalam
perkembangan masyarakat global, batas-batas wilayah negara dalam arti geografi
dan politik relatif masih tetap, namun kehidupan dalam satu negara tidak
mungkin dapat membatasi kekuatan global yang berupa informasi, investasi,
industri dan konsumen yang makin individual. Untuk dapat menghadapi kekuatan
global suatu negara harus mengurangi peranan pemerintah pusat dan lebih
memberikan peranan kepada pemerintah daerah dan masyarakat.
Perkembangan Iptek dan
perkembangan masyarakat global dikaitkan dengan dunia tanpa batas dapat
merupakan tantangan Wawasan Nusantara, mengingat perkembangan tsb akan dapat
mempengaruhi masyarakat Indonesia dalam pola pikir, pola sikap dan pola tindak
di dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Era Baru Kapitalisme
a. Sloan dan Zureker
Dalam bukunya “Dictionary of
Economics” menyatakan Kapitalisme adalah suatu sistim ekonomi yang didasarkan
atas hak milik swasta atas macam-macam barang dan kebebasan individu untuk
mengadakan perjanjian dengan pihak lain dan untuk berkecimpung dalam aktivitas-aktivitas
ekonomi yang dipilihnya sendiri berdasarkan kepentingan sendiri serta untuk
mencapai laba guna diri sendiri.
Di era baru kapitalisme,sistem
ekonomi untuk mendapatkan keuntungan dengan melakukan aktivitas-aktivitas
secara luas dan mencakup semua aspek kehidupan masyarakat sehingga diperlukan
strategi baru yaitu adanya keseimbangan.
b. Lester Thurow
Dalam bukunya “The Future of
Capitalism” menyatakan : untuk dapat bertahan dalam era baru kapitalisme harus
membuat strategi baru yaitu keseimbangan (balance) antara paham individu dan
paham sosialis.
Di era baru kapitalisme,
negara-negara kapitalis dalam rangka mempertahankan eksistensinya dibidang
ekonomi menekan negara-negara berkembang dengan menggunakan isu-isu global
yaitu Demokrasi, Hak Azasi Manusia, Lingkungan hidup.
Kesadaran Warga Negara
a. Pandangan Indonesia tentang
Hak dan Kewajiban
Manusia Indonesia mempunyai
kedudukan, hak dan kewajiban yang sama. Hak dan kewajiban dapat dibedakan namun
tidak dapat dipisahkan.
b. Kesadaran bela negara
Dalam mengisi kemerdekaan
perjuangan yang dilakukan adalah perjuangan non fisik untuk memerangi
keterbelakangan, kemiskinan, kesenjangan sosial, memberantas KKN, menguasai
Iptek, meningkatkan kualitas SDM, transparan dan memelihara persatuan.
Dalam perjuangan non fisik,
kesadaran bela negara mengalami penurunan yang tajam dibandingkan pada
perjuangan fisik.
KESIMPULAN
Asas Wawasan Nusantara merupakan
suatu ketentuan dasar yang harus dipatuhi,ditaati,dipelihara dan
diciptakan.Karena kedudukan Wawasan Nusantara sebagai wawasan nasional
merupakan ajaran yang diyakini kebenarannya oleh semua rakyat agar tidak
terjadi suatu penyesatan dan penyimpangan dalam upaya mencapai cita-cita dan
tujuan nasional.Oleh karena itu Wawasan Nusantara sebagai visi nasional yang
berkedudukan sebagai landasan visional.Wawasan Nusantara mempunyai fungsi
sebagai pedoman,motivasi,dorongan dan rambu-rambu dalam menentukan segala
kebijaksanaan yang mempunyai tujuan mewujudkan nasionalisme yang
tinggi.Tantangan implementasi Wawasan Nusantara terjadi karena adanya faktor
utama yang mendorong terjadinya proses perubahan tersebut adalah nilai-nilai
kehidupan baru yang dibawa negara maju dengan kekuatan penetrasi globalnya.Jadi
penerapan pada Wawasan Nusantara harus tercermin pada pola pikir masyarakat
kita serta pola sikap dan tindakan yang menomor satukan kepentingan
negara,karena kita sebagai warga negara yang baik harus memiliki sikap
nasionalisme dan peduli terhadap negara.Karena jika kita tidak menerapkan Wawasan
Nusantara maka bisa jadi untuk kedepannya nanti dasar negara,visi negara maupun
pedoman negara kita akan dilupakan dan akan hilang dimasa generasi berikutnya.
REFERENSI :
Dalam dunia ini, yang abadi dan kekal itu adalah perubahan. Berkaitan dengan wawasan nusantara yang syarat dengan nilai-nilai budaya bangsa Indonesia dan di bentuk dalam proses panjang sejarah perjuangan bangsa, apakah wawasan bangsa Indonesia tentang persatuan dan kesatuan itu akan terhanyut tanpa bekas atau akan tetap kokoh dan mampu bertahan dalam terpaan nilai global yang menantang Wawasan Persatuan bangsa. Tantangan itu antara lain adalah pemberdayaan rakyat yang optimal, dunia yang tanpa batas, era baru kapitalisme, dan kesadaran warga negara.